Nama Kelompok : GPR (Ground Position Radar)
Anggota : Arianto Fetrus Silalahi
Elen Novia limswipin
Jordy Carlingga Reno
Virgian Rahmanda
Zulhijri Arohman
Tanggal : 25 November 2012
Tempat :
Pertambangan biji besi,Lematang
Hari minggu tanggal 25 November
2012 kami berkumpul di gedung Teknik Geofisika untuk melakukan Pengenalan Lingkungan Geologi. Kami berkumpul jam 7 dan berangkat jam 8. Lalu
kami berangkat dan tiba di lokasi pertama yaitu di Pertambangan Bijih Besi, Lematang. Di Pertambangan kami
melihat hamparan gunung batu dan pasir yang luas. Lalu kami diajarakan mengenai
cara membedakan batuan biasa dengan batuan yang mengandung bijih besi dengan cara :
1. Dengan
menempelkan magnet pada batuan,
apabila
magnet tersebut menempel pada magnet maka batuan tersebut pasti mempunyai unsur
Fe (besi). Akan tetapi ada pula batuan yang mengandung kadar Fe yang rendah
sehingga membuat magnet tidak
menempel.
2. Mengangkat
batuan yang akan kita amati dan bandingkan bobotnya. Apabila bobotnya lebih
besar dibandingkan dengan volumenya maka batuan tersebut pasti mepunyai
kandungan logam yang cukup tinggi.
3. Warna, apabila warna batuan
semakin hitam maka batuan tersebut pasti mempunyai unsur logam yang cukup
banyak.
Biasanya batuan seperti ini
bentuknya adalah boulder dan intrusi. Boulder adalah bentuk batuan yang bulat
akibat keluarnya magma dari dalam perut bumi yang langsung terlempar keluar dan
mendingin. Selanjutnya ada pula bentuk
intrusi, intrusi
adalah batuan yang membeku dibawah permukaan bumi yang membeku secara
perlahan-lahan dan bentuknya cenderung seperti batangan. Di Pertambangan ini pula
kami dapat mengetahui bahwa ada suatu tahapan dalam menentukan lokasi
pertambangan bijih
besi, yaitu:
1. Metode
Magnetik
Adalah metode yang mengukur
variasi intensitas medan magnetik pada posisi yang berbeda. Biasanya
sifat-sifat fisika yang terlibat adalah suseptibilitas atau
remanen magnetik.
2. Geolistrik
Adalah salah satu
metode geofisika yang mengukur struktur bawah permukaan dangkal berdasarkan
tingkat perbedaan resistivitas batuannya.
3. Coring
Pengeboran biasa di
pertambangan minyak biasanya disebut drilling akan tetapi pada pertambangan
logam sering disebut coring.
Kami pun dapat mengetahui bahwa
setiap pertambangan biji besi tidak akan mungkin kandungan besinya sampai
100%,paling tinggi kadarnya disuatu pertambangan adlah 60-80%. Karena apabila
sudah di pabrik barang mentah tersebut akan dicampurkan bersama dengan unsur
lainnya hingga mencapai kadar100%. Dan pertambangan juga terdapat alat yang
untuk memisahkan bji besi dengan silica lainnya dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan.
Tanggal :
25 November 2012
Tempat :
Granit Indah, Desa Tanjung
Sari,
Kecamatan Purwodadi
Setelah
kami melakukan Pengenalan Lingkungan Geologi ke pertambangan bijih besi kami melanjutkan
perjalanan ke Taman Granit Indah. Dahulu tempat ini adalah sarana umum yaitu
tempat wisata, tutup
dan terbengkalai yang tidak dikathui apa penyebabnya. Di tempat ini kami
mellihat hamparan batu granit di mana-mana. Kemunculan batu granit ini adalah
suatu kenampakan batuan akibat adanya proses geologi atau sering kita sebut
dengan singkapan. Batu granit tergolong batuan beku . Batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma yang membeku baik dibawah permukaan bumi maupun
diatas permukaan bumi. Batuan granit ditempat ini termasuk batuan intrusif atau
terbentuknya di bawah permukaan bumi. Batuan ini muncul ke permukaan akibat
adanya suhu, cuaca, air, dan lingkungan sekitar
yang membuat batuan ini terlihat muncul keatas permukaan. Batuan granit pembentuk utamanya
adalah kuarsa yang berwarna putih atau coklat. Itu lah yang saya dapatkan dari
Pengenalan Lingkungan Geologi
(PLG). (Kelompok GPR 2012 – corrected by Saintek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar