Waktu Kegiatan : Sabtu, 16 November 2013
Tempat Kegiatan : 1. Gunung Balau
2. Air Terjun daerah by pass
3. Gunung Kunyit
4. Pantai Ketapang
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota Kelompok : Aulia Ahmad Nafis (1315051009)
Alicia Inmas Mauladika (1315051005)
Egi Ramdhani (1315051018)
Harris Lukman Halomoan (1315051024)
Herlin Lisiana Putri (1315051025)
Khodijah Hanun (1315051028)
Muhammad Aziz Habibi (1315051037)
Nico Adrian Prianggoro (1315051038)
Ulfa Wahyuningsih (1315051056)
Wuri Andari (1315051059)
Navigasi darat
adalah kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika Unila
(Hima TG Bhuwana) bidang saintek kepengurusan 2013/2014. Kegiatan navigasi
darat ini sendiri dikhususkan bagi mahasiswa baru teknik geofisika Unila 2013
sebagai upaya pengenalan lingkungan geologi awal bagi para mahasiswa agar lebih
percaya diri untuk melaju ke jenjang ilmu geologi yang lebih tinggi, yang akan kami pelajari dikemudian
hari. Dalam nafigasi darat ini, kami mengunjungi beberapa tempat dengan
lingkungan geologi yang hampir sama namun dengan kondisi alam yang
berbeda-beda. pertama, kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga 08.30 WIB
kegiatan diisi dengan briefing peserta dan paniti lalu dilanjutkan dengan acara
pembukaan navigasi darat. Acara resmi dibuka oleh ketua Hima TG Bhuwana kak
Guspriandoko. ia berpesan agar acara navigasi darat ini dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih jauh lapang geologi
khususnya di wilayah Lampung. Setelah peserta dirasa siap untuk berangkat,
panitia terlebih dahulu mengajarkan kepada peserta cara penggunaan GPS (Global Positioning System)
ini dimaksudkan agar ketika mahasiswa terjun ke dunia kerja nantinya, mahasiswa
mampu menggunakan alat ini sebagai penunjuk arah pulang ataupun menentukan posisi
ketika sedang melakukan kegiatan ekploitasi maupun eksplorasi didalam hutan ataupun daerah lepas pantai.
Seletah itu, panitia menjelaskan arah dan rute yang akan dilewati dan yang akan
disinggahi peserta. Dan setelah semua siap, peserta dan panitia berangkat pukul
08.30 WIB dari gedung L Fakultas teknik Unila (Jurusan Teknik Geofisika).
Sebelumnya, data GPS pertama telah dicatat sebelum keberangkatan perekaman data disebut ploting.
Lalu, data GPS kedua dicatat ketika posisi berada didepan BNI Unila.
Perjalanan
dilanjutkan dengan mengambil rute Unila – Jalan ZA Pagar alam (belok kiri) dan
mengambil belokan kiri arah bay pass, pencatatan data GPS dijalan ini dicatat
pada lokasi didepan Rumah Makan Samudra dan bus melaju kembali lalu masuk ke bay
pass dan mengambil arah kanan. Pencatatan data GPS dilanjutkan disini yaitu
ketika posisi berada didepan Rumah Makan Begadang V atau lebih tepatnya didepan
Hotel Nusantara Bandar Lampung. Seletah data dirasa cukup, perjalanan
dilanjutkan menuju lokasi pertama yakni Gunung Balau. Dijalan menuju lokasi,
kembali diadakan pencatatan data
GPS
didepan lokasi kerja PT Readymix Indonesia (Way Gutak) hingga pencatatan data GPS berikutnya di
Gunung Balau. Pengambilan data GPS yang lumayan banyak ini dimaksudkan untuk
mempermudah menemukan jalan pulang nantinya atau mengetahui jalur yang telah kita lewati.
Namun, karena ini hanya simulasi, intensitas pencatatan data GPS dikurangi
seletah lokasi pertama yakni Gunung Balau.
Dilokasi
pertama, yakni Gunung Balau, Peserta diperlihatkan bukit yang telah digerus
oleh proyek pabrik dan akibat hal tersebut terlihatlah garis batas antar batuan di
gunung tersebut. Pantia yang dalam hal ini diwakili kak Doni menjelaskan bahwa
batuan yang berada pada bukit tersebut adalah batuan beku (Tufa) yang
teksturnya rapuh atau piroklastik. Dalam bukit tersebut terlihat jalur strike. Yaitu jalur garis lurus
horizontal yang merupakan puncak dari patahan atau lipatan.
Gambar
yang kami peroleh dari tempat pertama ini, resolusinya kurang tinggi sebingga
kualitas terlihat buruk. Ini dikarenakan pengamatan dilakukan di buit seberang.
Sehingga sebenarnya, lokasi pengamatan kurang dekat dan hasil zoom gambar menjadi buruk. Di lokasi
pertama,
kami hanya melakukan pengamatan dan pengambilan data GPS. Kondisi medan dan
lokasi yang jauh dan terjal
serta tepat berada di areal proyek menjadi alasan kami
untuk tidak menuju ke lokasi
sebenarnya.
Setelah
pengamatan cukup dilakukan, dan peserta diberi waktu 10 menit untuk pengambilan
gambar, perjalanan dilanjutkan menuju tempat kedua yakni Air Terjun di daerah
Bay Pass, atau lebih
dikenal dengan Air Terjun Panjang.
Disini,
peserta kembali diberikan pengarahan oleh kak Guspri mengenai kondisi alam di
daerah tersebut. Dari penjelasan tersebut, kami mendapat informasi bahwa daerah
kedua ini pada dasarnya memiliki kondisi alam yang sama dengan lokasi pertama.
Lokasi pertama dan keduapun merupakan satu rangkaian pegunungan dengan formasi
batuan yang sama dan
masuk
dalam lokasi sesar panjang lampung. Jadi, jenis batuannya adalah sama yakni
batuan beku tufa dan ada juga batuan andesit. Ditempat ini kami melihat
terdapat perbedaan warna antar
dinding
tebing (batuan). Panitia menjelaskan bahwa perbedaan warna ini disebabkan
perbedaan kandungan mineral yang terdapat didalam masing-masing batuan. Karena
warna batuan didominasi kuning, maka panitia menjelaskan bahwa warna kuning
diperoleh akibat kandungan feldspar didalamnya. Lalu, faktor lain adalah lokasi
batuan yang terpapar sinar matahari juga ikut serta merubah warna batuan dari warna aslinya.
Gambar
diatas menunjukan perbedaan warna batuan. Ada yang berwarna kuning kecoklatan
dan ada yang lebih putih terang. Di gambar juga terlihat air terjun yang kami
maksud dalam perjalanan kami kali ini. Di tempat ini kami juga melihat adanya
antiklin yaitu lipatan yang memiliki puncak dengan sayap-sayap disebelahnya.
Namun, kami tidak mengambil foto antiklin yang dimaksud. Disini kami juga
dijelaskan oleh kak Nanda bahwa ini merupakan contoh cari sesar normal. Dimana
sudut kemiringan batas antar batuan diatas 45 drajat.
Gambar
diatas menunjukan sesar
normal
yang dimaksud. Sebagai perbandingan, kami masukan foto manusia dibawah dinding
batuan. Ditempat ini pula kami menemukan
banyak batuan yang menarik dan memiliki perbedaan satu dan lainnya. Berikut
beberapa batuan yang berhasil kami kumpulkan dari lokasi kedua.
Kesembilan sampel batuan diatas adalah
sebagian dari banyaknya jenis batuan yang kami peroleh dari tempat kedua. Meski kami
belum dapat mengidentifikasi
nama batuan diatas, namun kami dapat menjelaskan sedikit mengenai batuan
tersebut berdasarkan penjelasan dari panitia yang kami terima. Batuan (a)
adalah batuan beku yang belum kami ketahui kandungan mineralnya. Batuan (b)
adalah kumpulan dari mineral silikat yang memerangkap mineral pirit. Akibarnya,
didalam bagian putih terlihat kilauan pirit berwarna keemasan. Batuan (c)
merupakan batuan beku yang bawahnya tergabung batu marmer. Di bagian itulah
terdapat pirit dengan butiran besar kasar. Batuan (d) adalah batuan beku yang
diselang selingi dengan batuan marmer (mineral silika). Batuan (e) pada
dasarnya sama dengan batuan (b) hanya saja dengan intensitas pirit yang lebih
besar daripada silikanya. Batuan (f) adalah batuan yang terkontaminasi feldspar hingga warnanya menjadi kuning.
Batuan (g) adalah batuan dengan mineral
silikat yang terkontaminasi feldspar. Batuan (h) adalah batuan berwarna terang
dengan kandungan komposisi silikat yang cukup banyak didalamnya. Dan terakhir
batuan (i) adalah batuan yang sama dengan batuan (f).
Setelah
dilakukan pengamatan dan mengambilan sampel batuan serta gambar dari tempat
kedua, perjalanan dilanjutkan ke tempat berikutnya yakni Gunung Kunyit. Disini,
kami menemukan batuan beku satu formasi dengan tempat sebelumnya, namun, garis
batas batuannya terlihat jelas disini. Disini kami juga menemukan struktur
joint yang memanjang menyerupai pensil (columnar joint). Disini pula panitia
yang diwakili kak Deka menjelaskan bahwa lokasi Lampung ini diantara cekungan
sunda dan cekungan sumatera selatan serta memiliki lampung high yang
membedakannya dengan lokasi lain di sumatera.
Gambar
diatas adalah gambar yang diperoleh di gunung kunyit. Disebelah kiri adalah batuan
yang memiliki batas antar lapisan dengan jelas dan kemungkinan ada antiklin
atau siklin dibawahnya sedangkan disebelah kiri adalah columnar joint. Disini,
kami juga mendapat beberapa sampel batuan. Diantaranya yakni :
Gambar
(a) merupakan batuan sedimen hasil pengendapan. Disana terlihat jelas garis
batas pengendapannya. Gambar (b) merupakan batuan metamorf jenis marmer dengan
batuan induk yang merupakan batuan beku. Dan gambar (c) adalah batuan sedimen
dengan kandungan
mineral feldspar dan silika sehingga berwarna kuning dengan bintik putih. Difoto tidak
terlihat batas pengendapan. Namun aslinya, terlihat jelas.
Setelah
ini, perjalanan dilanjutkan menuju pantai ketapang. Perjalanan ke daerah ini memakan waktu cukup
lama yakni sekitar 1 jam dari lokasi tiga. Diperjalanan ke pantai ketapang,
kami melakukan pencatatan data GPS lagi yakni di daerah sukamaju arah ke
lempasing, tepatnya didepan Evi cell. Hingga akhirnya tiba di pantai ketapang
pukul 11.58 WIB. Kami tidak langsung melakukan pengamatan disini, karena
sebagian rombongan belum sampai akibat kendala pada kendaraan yang ditumpangi.
Rombongan panitia dan peserta tiba sekitaran pukul 01.30 WIB dan setelah sholat
dzuhur serta
makan siang, kami melakukan pengamatan di daerah ini.
Di
pantai ketapang ini, terlihat singkapan sempurna membentuk kekar kearah
daratan. Dari informasi yang kami peroleh dari kak Medi dan kak Deka, daerah ini merupakan
daerah pertemuan dari sesar panjang dan sesar semangko yang di sebut ulu
simpang. Batuan yang terangkat merupakan batuan beku jenis tufa. Kami tidak
melakukan pengambilan gambar di lokasi ini karena kondisi cuaca yang sedang
hujan dan tidak memungkinkan untuk membawa barang elektronik ke lokasi
pengamatan. Namun kami mengambil sampel batuan dari kekar tersebut.
Gambar
diatas kiri adalah sampel batuan dari kekar yang dimaksud. Dan gambar kanan
adalah foto
batuan yang jenisnya sama dengan lokasi pengamatan. Hanya saja lokasinya sedikit jauh
lebih kurang 200 meter dari titik pengamatan. Di pantai ini juga berserakan
banyak batuan dan diantara banyak batuan tersebut, kami menemukan dua sampel
batuan yakni batu sedimen koral dan batu konglomerat jenis sedimen aquatis.
Setelah
pengamatan selesai, peserta diberi waktu untuk istirahat dan persiapan
presentasi. Karena tiap kelompok akan diminta untuk presentasi hasil pengamatan dari awal keberangkatan hingga titik akhir
yakni pantai ketapang. Presentasi dimulai pada pukul 04.30 WIB dan selesai
sekitar pukul 05.00 WIB. Waktu banyak terbuang di daerah ini karena cuaca yang
kurang bersahabat juga karena ditempat inilah free time diadakan. Setelah
presentasi diadakan, diperoleh kelompok terbaik. Setelah itu acara penutupan
dimulai,
dan dengan singkat acara resmi ditutup oleh ketua Hima TG Bhuwana kak
Guspriandoko dilanjutkan dengan pembagian cindera mata navigasi darat dari
panitia ke peserta. Dengan ditutupnya acara navigasi darat ini berakhir pula
rangkaian kegiatan hari itu. Pesertapun diberi waktu untuk berganti pakaian,
sholat maghrib, dan sekitar pukul 18.15 kami pulang. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam hingga sampai kembali di titik
awal (Jurusan Teknik Geofisika Unila) pada pukul 19.35 WIB.
Gambar
diatas adalah gambar pantai ketapang. Terlihat serakan batuan pada pantai yang
didominasi batu endapan sedimen aquatis dan karang koral juga kulit atau
cangkang kerang. Lokasi pantai yang belum terlalu dijamah membuat kondisinya
masih alami dan batuan yang terdapat jauh dari kontaminasi manusia. Begitupun
kekar yang terdapat diujung pantai, belum ada aktifikas manusia diatasnya.
Kesimpulannya,
bahwa Lampung memiliki lampung high yang merupakan pembeda provinsi Lampung
dengan yang lain. Selain itu, tempat pertama dan kedua adalah satu formasi
batuan yang sama dan masuk ke sesar panjang. Tempat ketiga merupakan bagian
dari lampung high terdapat
columnar
joint disana. Tempat terakhir merupakan titik pertemuan dari sesar panjang dan
sesar semangko disebut ulu simpang yakni di ujung pantai ketapang.
Berikut
adalah data rekaman GPS (Global Positioning System)
yang kami catat.
No
|
Lokasi Plot
|
Jam
(WIB)
|
X
|
Y
|
Elevasi (Z)
|
1
|
Jurusan
TG Unila
|
08.22
|
0526703
|
9407384
|
124 mdpl
|
2
|
BNI
Unila
|
08.39
|
0526763
|
9406524
|
135 mdpl
|
3
|
RM
Samudra
|
08.52
|
0530200
|
9404228
|
105 mdpl
|
4
|
RM
Begadang V
Hotel
Nusantara
|
09.02
|
0532087
|
9403510
|
113 mdpl
|
5
|
PT
Readymix Indonesia
Way
Gutak
|
09.09
|
0532818
|
9400204
|
74 mdpl
|
6
|
Gunung
Balau
|
09.15
|
0535055
|
9398592
|
112 mdpl
|
7
|
Air
Terjun bay pass
|
09.45
|
0534663
|
9398196
|
39 mdpl
|
8
|
Gunung
Kunyit
|
10.28
|
0531295
|
9398000
|
15 mdpl
|
9
|
Sukamaju
arah Lempasing
Evi
Cell
|
11.18
|
0527633
|
9394224
|
11 mdpl
|
10
|
Pantai
Ketapang
|
11.58
|
0525779
|
9382062
|
13 mdpl
|
(Kelompok 1, Edited by SainTek)
Kok di foto batuan di sampingnya ada uang seribunya dg peletakan uang yg sama, kenapa ya kak?
BalasHapus