Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi,
elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Pada umunya penelitian
geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki
oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana
sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun
horisontal.
Macam-macam Metode Geofisika Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di bawah ini :
Tabel Rincian Metode-Metode Survey Geofisika |
Pembagian Metode Geofisika Berdasarkan
Ada Tidaknya Gangguan:
1. Aktif : Memberikan
Input kepada bumi, mengukur respon yang di berikan bumi terhadap input tersebut
contoh : Metode resistivity. Metode Seismik
contoh : Metode resistivity. Metode Seismik
2. Pasif
: Hanya mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi tanpa
memberikan gangguan kepada bumi.
contoh: Metode Magnetik, Metode Gravitasi
Penelitian Geofisika
dengan menggunakan metode-metode geofisika tersebut digunakan juga alat untuk
untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Alat-alat tersebut diantaranya: contoh: Metode Magnetik, Metode Gravitasi
1. Resistivity Automatic Multichannel
S-Field (standar: 16 channel)
Alat Resistivity S-Field Electrode Automatic Multichannel |
S-Field
adalah alat ukur resistivity dengan sentuhan teknologi terdepan. Instrumen
didesain dengan sistem pengukuran elektroda banyak channel (multichannel),
full automatis dengan sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5 detik.
Alat ini memberikan hasil dengan tingkat akurasi tinggi dan bising yang
rendah. Dengan hadirnya alat ini pengukuran resistivitas bisa dilakukan
secara simultan sampai 16 elektroda, dan dapat pula di-upgrade
menjadi 32, 64,128 elekroda atau lebih (max 1000 channel). Dengan demikian
akan menghemat waktu dan tenaga dalam pengukuran resistivitas bawah
permukaan. Melalui instrumen resistivity multichannel pengukuran data resistivitas
2D dan 3D menjadi lebih efisian. Teknologi Curent Source (pembangkit
arus) yang terdapat pada S-Field menjadikannya handal, berpengaman
sistem anti short circuit, sehingga aman digunakan pada saat
jarak elektroda arus terlalu rapat atau impedansi sangat
rendah. Output format file hasil pengukuran 2D sesuai
(compatible) dengan format software Res2Dinv.
Aplikasi:
a.
Eksplorasi air tanah
b.
Mitigasi gerakan tanah (longsor)
c.
Investigasi Geoteknik
d.
Eksplorasi mineral
e.
Studi lingkungan (pencemaran air tanah)
f. Arkeologi dan lain-lain.
2. G-Sound/G-Sound AG (Twin Probe
Resistivity/Ugrading Resistivity)
Alat Resistivitas G-Sound |
G-Sound adalah
alat ukur resistivitas (geolistrik). Instrumen geolistrik ini didesain
untuk pengukuran bergerak (portable) dengan kedalaman penetrasi arus
mencapai 100 m s.d 150 m. Pada G-Sound tidak diperlukan adjusting SP
dengan rumit, melalui tombol adjusting maka nilai SP
terkoreksi secara otomatik.
Aplikasi:
-
Eksplorasi air tanah
-
Mitigasi gerakan tanah (longsor)
-
Investigasi Geoteknik
-
Eksplorasi mineral
-
Studi lingkungan (pencemaran air tanah)
- Arkeologi
3. Gravitymeter LaCoste dan Romberg
Alat Gravitymeter LaCoste dan Romberg |
Gravimeter
ini terdiri daripada satu alang bersangga yang mempunyai jisim dan dibantu oleh
spring yang melekat betul-betul diatas penyangga. Magnitude momen spring keatas
alang bergantung kepada pemanjangan spring dan sin sudut θ. Jika gravity
bertambah, alang akan lebih tertekan dan pemanjangan spring bertambah. Walaupun
daya pulih spring bertambah, sudut θ menjadi lebih kecil θ’. Dengan menggunakan
rekaan geometri spring dan alang yang sesuai, magnitud penambahan momen pulih
oleh kenaikan gravity boleh diperkecilkan. Spring biasa mempunyai nilai pengukuran
yang agak kecil.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/metoda-gravitasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar