Jumat siang (5
April 2013) sekitar pukul 14:00 WIB setelah waktu Sholat Jumat selesai terlihat
keramaian yang tidak biasa di Gedung L Fakultas Teknik. Beberapa mahasiswa
sibuk menyiapkan barang-barang dengan tas ransel besar di pundaknya. Pada hari tersebut
merupakan hari keberangkatan Hima TG Bhuwana menuju Desa Penyandingan,
Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung. Sebagai salah satu bentuk pengabdian
kepada masyarakat, maka Hima TG Bhuwana akan melaksanakan Pengmas (Pengabdian
Masyarakat) di desa tersebut. Pengmas kali ini merupakan kegiatan yang perdana
yang dilakukan oleh Hima TG Bhuwana. Di sini, mahasiswa dituntut untuk
mengabdikan ilmu-ilmunya yang diperoleh selama belajar di dalam kelas kepada
masyarakat.
Siang itu sebuah truk telah menunggu di
halaman parkir Gedung L FT untuk kemudian digunakan sebagai media transportasi.
Truk? Kenapa sebuah truk yang digunakan? Mengingat medan yang begitu sulit
untuk mencapai desa tersebut, maka satu-satunya media transportasi yang dapat
digunakan untuk bisa mengangkut orang banyak ke sana adalah dengan menggunakan
truk.
Akhirnya setelah semuanya sudah
dipersiapkan, pukul 15:00 WIB sekitar 24 mahasiswa berangkat menuju Kelumbayan.
Perjalanan dari Unila hingga Desa Kelumbayan ditempuh lebih dari 6 jam. Hal ini
dikarenakan truk yang dikendarai sempat salah jalan sehingga harus memutar
balik. Hingga akhirnya sekitar pukul 21:30 WIB rombongan Hima TG Bhuwana
memasuki Desa Penyandingan, Kelumbayan. Rombongan pun langsung disambut oleh
Kepala Pekon (Kepala Desa) dan Carik (Sekretaris Desa) Desa Penyandingan,
Kelumbayan. Setelah sedikit berbincang-bincang dan mendapat sambutan yang
hangat dari warga, kemudian para rombongan dipersilahkan untuk istirahat.
Keesokan harinya (Sabtu, 6 April 2013)
rombongan dibagi menjadi dua tim untuk melaksanakan tugas masing-masing. Tim
pertama dikirim ke sekolah-sekolah yang ada di Desa Penyandingan untuk
memberikan pengetahuan dini tentang bahaya bencana alam dan tim kedua bertugas
untuk membuat Jalur Evakuasi Tsunami untuk daerah pinggir pantai. Sekitar pukul
16:00 WIB kedua tim kembali dan mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk
acara malam, yaitu Presentasi Mitigasi untuk Masyarakat Umum yang akan
diselenggarakan di Balai Pekon. Namun, sejak magrib waktu setempat hujan turun
membasahi Desa Penyandingan. Acara yang direncanakan dimulai ba’da Isya pun
harus ditunda karena hujan yang cukup lebat. Tetapi, pukul 21:00 WIB hujan
mulai mereda dan warga mulai berdatangan. Dan akhirnya acara pun dapat
dilangsungkan. Walaupun hari sudah terhitung malam tapi tetap tidak mengurangi
animo masyarakat untuk hadir dan mengikuti acara. Dengan pemahaman yang
tergolong “baru”, pertanyaan-pertanyaan pun ditanyakan oleh mereka. Dari
pertanyaan yang sederhana, mendetail, bahkan yang tidak berhubungan pun ada.
Tetapi, tim penjawab tetap mencoba menjawab dan menjelaskan dengan baik.
Hari ke-3 merupakan hari terakhir rombongan
Hima TG Bhuwana di Desa Penyandingan. Acara terakhir yang dilakukan pada hari
ini adalah penjelasan tentang Jalur Evakuasi Tsunami yang telah dibuat pada
hari sebelumnya. Hal ini dilakukan agar para warga tidak panik dan bingung bila
bencana tsunami datang. Sesudah acara tersebut selesai, maka rombongan pun
meminta izin untuk pulang. Setelah memberikan plakat dan berfoto bersama rombongan
pun langsung naik ke truk untuk kembali ke Unila. Lambaian tangan para warga
dan anak-anak mengiringi kepulangan rombongan dari desa yang damai tersebut.
Meskipun ada sedikit kendala di
perjalanan pulang, akhirnya rombongan bisa sampai di Unila dengan selamat pukul
19:00 WIB. Lelah itu pasti, terlihat dari wajah-wajah mereka yang sudah mulai
lesu. Tetapi, rasa bahagia dan bangga menutupi itu semua. Senyuman dan lambaian
tangan warga Penyandingan merupakan bukti bahwa kelelahan mereka selama
beberapa hari tersebut terbayar dengan respon positif dari warga dan niat
mengabdi yang tulus untuk warga. (Beriyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar