Jumat, 28 November 2014

Artikel Geologi Gunung


Deformasi dan Pembentukan Pegunungan


Sebelum muncul Konsep/Teori Tektonik Lempeng dikenal Konsep Geosinklin, yang menyatakan bahwa;Pembentukan Pegunungan, Pedataran, Cekungan; diawali dengan pengendapan batuan sedimen pada suatu palung atau geosinklin. Pembebanan sedimen yang terus menerus membebani batuan yang dibawahnya mengakibatkan gaya pembebanan pada batuan sedimen yang telah ada dan terendapkan sebelumnya, sehingga batuan termampatkan dan terlipat-lipat. Batuan yang terletak paling bawah melebur menjadi magma.

Teori atau Konsep mengenai Dinamika pada kerak bumi sebagaimana telah dijelaskan terdahulu adalah Teori Tektonik Lempeng yang menyatahkan bahwa akibat dari pada zona tumbukan oleh sebab saling mendekatinya segmen-segmen lempeng, mengakibatkan terbentuknya zona subduksi atau jalur penunjaman, disertai terbentuk lipatan-lipatan, patahan-patahan, naiknya magma baik melalui proses erupsi gunungapi maupun dengan melalui celah retakan batuan membentuk batuan intrusive. Demikian pula pada zona pemekaran akibat pemisahan segmen-segmen lempeng kerak bumi yang berdekatan akan mengakibatkan terbentuknya punggung-punggung tengah samudra dan aktivitas gunungapi bawahlaut. Pada Tepi lempeng benua aktif yang saling bertumbukan atau konvergen yang membentuk penunjaman, menghasikan peleburan parsial daripada batuan menjadi magma, kedua lempeng kerak, selanjutnya menyebabkan terbentuknya jalur busur volkanis aktif. Magma yang terbentuk didalam perut bumi perlahan-lahan akan bergerak ke atas dan membentuk tubuh batuan intrusif (antara lain batholite) dekat permukaan.


Akibat lain daripada gerak / dinamika tektonik diatas, pada bagian lain terutama daerah yang berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak berada dibawah gaya dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik batuan penyusun lempeng kerak bumi yang kemudian disebut sebagai deformasi batuan. Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan makan batuan akan membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu untuk mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka batuan akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana diterangkan menyebabkan, terbetuknya Gunung api, Pegunungan Blok (Pegunungan Patahan), Pegunungan Lipatan.





Gambar : Proses Pembentukan Pegunungan pada lempeng kerak bumi

Selasa, 11 November 2014

Artikel Geothermal

Akankah Karbon Dioksida Menjadi Geothermal Masa Depan?

Karbon dioksida dimanfaatkan untuk menghasilkan energi geothermal.
Emisi karbon yang dituding sebagai salah satu penyebab perubahan iklim, masih menjadi perhatian para ilmuwan di berbagai belahan dunia. Salah satu metode yang dianggap bisa mengatasi masalah tersebut adalah carbon capture storage, dimana karbon ditangkap dan kemudian disimpan jauh ke dalam tanah.

Hanya saja ada satu kekurangan dari metode tersebut yaitu hanya menangkap dan menyimpan karbondioksida ke dalam perut bumi. Setidaknya hal itu menurut beberapa ilmuwan yang telah mengembangkan metode-metode yang lebih baik. Metode-metode baru tersebut bisa menyimpan karbondioksida dan kemudian memanfaatkannya untuk menghasilkan energi kembali.

Diantaranya adalah Martin Saar dan Jimmy Randolph dari University of Minnesota. Keduanya menggunakan metode berbasis carbon capture storage konvensional untuk mengembangkan metode mereka sendiri yang dikenal dengan CO2-plume geothermal(CPG). Sesuai namanya, metode tersebut juga sekaligus menghasilkan energi geothermal dari hasil pemanasan gas karbondioksida di dalam perut bumi. Riset mereka mendapatkan dana sebesar $600,000 dari University of Minnesota Institute on the Environment’s Initiative for Renewable Energy and the Environment (IREE).

Tidak lama berselang, tim ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory juga melakukan hal yang pada prinsipnya sama. Tim tersebut mendapatkan dana sebesar $5 million dari Departemen of Energy untuk mengembangkan metode yang memanfaatkan karbondioksida sebagai fluida kerja dalam sistem geothermal yang pada umumnya menggunakan air.

Keduanya memiliki kesamaan, menggantikan air dengan karbon dioksida sebagai fluida kerja dalam sistem pembangkit listrik geothermal. Jika gas karbon dioksida tersebut menyentuh batuan panas di dalam perut bumi, maka gas tersebut akan mengembang dan menghasilkan tekanan besar untuk menggerakkan generator.

Metode-metode ini tentunya memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh, jika tidak maka tidak ada penyandang dana yang mau membiayai riset mereka. Selain sebagai penangkap karbon, metode ini juga digunakan sebagai pembangkit listrik geothermal. Karena tidak membutuhkan air layaknya pembangkit geothermal konvensional, maka pembangkit sejenis itu bisa dibangun di lokasi yang tandus dan kering. Dan tentunya tidak akan terjadi scaling seperti pembangkit geothermal konvensional.

Metode-metode tersebut memang menjanjikan, tetapi sepertinya masih membutuhkan jalan yang relatif panjang untuk mencapai kesempurnaannya, walau teknologi pembangkit listrik geothermal saat ini sudah berada di tahap kematangannya. Material turbin yang tepat serta teknologi cooling tower adalah beberapa tantangan yang harus dipecahkan.

Rabu, 29 Oktober 2014

ONE DAY COURSE

SHARING & SHORT COUSE
The Speaker is Mr.Normansyah from Pertamina Hulu Energy
This course will be held at L Geophysical Building .
This course talking about Jobs opportunity in Oil & Gas Industries and Short Software Training.
Don't Miss it ... FRIDAY , 13.30 PM

PAPER TRAINING

Pada tanggal 19 October 2014 bidang saintek mengadakan acara paper training dan PKM lanjutan dari paper training tahun sebelumnya. Pada paper training kali ini diharapkan akan ada mahasiswa yang dapat membentuk kelompok paper untuk diikutsertakan pada perlombaan paper baik nasional maupun internasional. Paper training kali ini pemateri berasal dari dosen teknik geofisika unila yaitu Rian Amukti. Pada Acara ini pembawa acara yaitu imroatun. Lalu dibuka oleh ketua pelaksana norris herlambang. Setelah dibuka oleh ketua pelakasana lalu dilanjutkan dengan sambutan oleh wakil ketua Hima TG Bhuwana Virgian Rahmanda. Setelah sambutan lalu dilanjutkan doa oleh Farkhan. Setelah itu materi disampaikan oleh Pak Rian Amukti.

Pada saat memberikan materi Pak Rian Amukti memberikan tips dan trik bagaimana cara membuat paper dengan baik dan dia juga memberikan motivasi kepada kami agar mahasiswa teknik geofisika dapat berkarya dengan menulis paper dan dia juga mengharapkan agar mahasiswa teknik geofisika dapat lebih banyak berprestasi. Pak Rian Amukti ini sendiri ia telah banyak mengikuti event berskala internasional maupun nasional. Setelah dia memberikan materi lalu diadakan sesi tanya jawab. Setelah pemberian materi dan sesi tanya jawab lalu pemberian piagam oleh ketua Hima TG Bhuwana Irfan Hanif dan pemberian bingkisan oleh ketua pelaksana Norris Herlambang. Lalu diberikan juga doorprize untuk 2 peserta.




Jumat, 24 Oktober 2014

JUARA I Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTIM) tingkat Nasional Sains Technology Event (STE) 2014


Lomba Karya Tulis Mahasiswa meruapakan perlombaan yang dilaksanakan oleh Departemen Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang bertemakan “Aplikasi Sains dan Teknologi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian di Indonesia sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan nasional”. Perlombaan ini dibagi dalam 3 tahap yakni tahap seleksi abstrak, tahap seleksi karya tulis+poster ilmiah, kemudian 10 karya tulis terbaik dapat ditampilkan dan dipresentasikan ke dalam Science Technology Event 2014 di Universitas Airlangga.

Tahap Pertama, peserta lomba mengirimkan abstrak dari karya tulisnya hingga tanggal 1 Oktober 2014. Kemudian Abstrak yang terkumpul sebanyak 25 Karya Tulis dari seluruh Indonesia diseleksi oleh juri yang terdiri dari para ahli di bidang sains dan teknologi pertanian. Dari 25 karya dipilih 15 karya yang lolos abstrak dan dilanjutkan dengan pengiriman naskah karya tulis dan poster ilmiah. Tahap Kedua, peserta lomba mengirimkan naskah karya tulisnya dan poster ilmiah hingga tanggal 12 Oktober 2014. Kemudian Naskah Karya Tulis dan Poster Ilmiah yang terkumpul sebanyak 15 Karya diseleksi dan dipilih 10 karya terbaik yang berhak mempresentasikan karya nya dihadapan juri.

Alhamduliah, tim Universitas Lampung yang terdiri dari ketua oleh Taufiq (Teknik Geofisika 10), dan anggota Farkhan Raflesia dan Nur Sya’bana Santoso (Teknik Geofisika 13) dan dosen pembimbing masuk kedalam 10 besar yang berhak mempresentasikan hasil karya tulis dan poster ilmiah di babak Final. Di sesi Presentasi, ketua tim mempresentasikan hasil karya nya dengan baik dan diapresiasi oleh para dewan juri karena memiliki inovasi yang sangat menarik. Dengan mengambil judul ““APLIKASI ENERGI PANAS BUMI SEBAGAI TEKNOLOGI PENGERINGAN KOPI GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI KOPI DI PROVINSI LAMPUNG”.

Berdasarkan hasil penjurian yang dilakukan oleh dewan juri maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Juara I diraih oleh Universitas Lampung dengan poin 451
Juara II diraih oleh Universitas Airlangga dengan poin 448
Juara III diraih oleh Universitas Negeri Semarang dengan poin 435.

Semoga kedepannya makin banyak prestasi yang didapat di kancah Nasional maupun Internasional, amin :)




Kamis, 23 Oktober 2014

Artikel Istilah dalam Meteorologi

Absolute zero temperature (Suhu nol absolute): Titik nol pada skala suhu Kelvin (0 K)
Absorptance : Jumlah fraksi energi pancar yang tersedia yang diserap oleh material seperti lapisan atmosfer, lapisan awan, permukaan atau partikel-partikel.

Absorption (Absorpsi): Proses tertahannya/terserapnya energi radiasi oleh suatu bahan/benda.

Absorption Region : Bagian spektrum elektromagnetik yang diserap dan dipancarkan kembali oleh gas-gas di atmosfer, seperti uap air, karbon-dioksida, dan ozon.

Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) : Sensor citra multispektral yang terdapat pada satelit polar orbit NOAA-series.

Advection (Adveksi): Perpindahan horizontal suatu sifat/properti atmosfer.

Aerosol: Partikel-partikel kecil yang berbentuk padat atau cair yang terkandung dalam atmosfer.

Air-mass (Massa udara): Sejumlah besar udara yang memiliki sifat-sifat cuaca yang sama, terutama suhu dan kelembapannya.

Air pollution (Polusi udara): Bahan pencemar yang terdapat di atmosfer, seperti debu, gas-gas atau asap.

Albedo: Persentase cahaya yang dipantulkan oleh sebuah obyek ketika disinari.

Altocumulus (Ac): Awan-awan di lapisan troposfer tengah yang berwarna abu-abu atau putih dan berbentuk berlapis atau bergumpal dan berkembang secara vertikal.

Altostratus (As): Awan-awan berlapis di troposfer tengah yang berwarna abu-abu atau kebiru-biruan.

Amplitude: Setengah dari tinggi dari suatu puncak ke lembah gelombang.

Angle of inclination (Sudut inklinasi): Kemiringan bumi pada bidang imajiner yang menghubungkan titik pusat matahari dan bumi. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan orbit planet-planet lain dan satelit.

Anthropogenic: Dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Anvil Cloud: Bagian awan Cumulonimbus (Cb) yang berbentuk landasan datar dan menyebar dari puncak awan Cb ketika mencapai tropopause.

Aphelion: Lokasi pada orbit ketika Bumi atau planet lainnya berada pada jarak terjauh dari Matahari.
Applications Technology Satellite (ATS) : Salah satu jenis satelit geostasioner generasi pertama.
Atmosphere: Selubung udara yang menyelimuti planet Bumi dan tetap di tempatnya karena gaya tarik / gravitasi bumi. Atmosfer bumi terbagi atas troposfer, stratosfer, mesosfer, and thermosfer.

Atmospheric window (Jendela atmosfer): Kisaran sempit pada panjang gelombang elektromagnetik dimana radiasi yang dipancarkan dari permukaan Bumi dapat melalui atmosfer tanpa diserap oleh gas-gas di atmosfer (uap air, karbon-dioksida, ozon, dll). Wilayah jendela atmosfer yang paling dikenal adalah antara 10 dan 12 mikron.

Attenuation : Semua proses dimana intensitas radiasi berkurang akibat proses pembauran atau penyerapan.
Backscatter : Sebagian radiasi yang dibaurkan kembali kea rah sumber radiasi.
Biosphere: Komponen yang terdiri dari makhluk hidup dari sistem Bumi. (antara litosfer dan atmosfer)

Biogeochemical: Unsur-unsur kimiawi kunci yang sangat penting untuk kehidupan (misalnya karbon, nitrogen, oksgen, fosfor, dll…)

Biomass: Jumlah total materi hidup dalam suatu ukuran sistem tertentu.

Blackbody: Obyek hipotetis yang merupakan penyerap (absorber) sekaligus pemancar (emitter) radiasi yang sempurna.
Brightness Temperature : Suhu Planck yang berkaitan dengan pancaran radiasi pada panjang gelombang tertentu.
Calorie dan Joule: Satuan dari energi. Jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 (satu) gram air sebesar 1 (satu) derajat Celcius.

Carbon monoxide (CO): Gas beracun yang tak berwarna dan tak berbau yang dijumpai di atmosfer pada beberapa tingkat konsentrasi.

Carbon dioxide (CO2): Gas kritis di atmosferik yang dan diperlukan untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. CO2 adalah gas rumah kaca terbesar yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Celsius (skala suhu): Skala suhu dimana titik beku air terjadi pada 0 derajat Celcius dan titik didih air pada 100 derajat Celcius, pada ketinggian permukaan laut.

Chlorofluorocarbons (CFCs): Senyawa buatan manusia yang ditemukan oleh ahli kimia pada tahun 1928, yang ditengarai merupakan penyumbang utama terjadinya proses penipisan lapisan Ozone (lubang lapisan ozone) di stratosfer.

Cirrocumulus (Cc): Awan-awan konvektif di lapisan tinggi yang tipis dan bentuknya bergumpal-gumpal.

Cirrostratus (Cs): Awan-awan lapis level tinggi yang berwarna putih dan biasanya berbentuk serabut tetapi kadang-kadang terlihat halus. Cirrostatus seringkali menghasilkan efek optis seperti halo.

Cirrus (Ci): Awan-awan tinggi yang tersusun dari kristal-kristal es yang berwarna keputih-putihan dan dapat terlihat seperti serabut tipis, terpotong-potong atau sabuk tipis.

Climate: Kondisi rata-rata cuaca di suatu wilayah pada periode wajtu tertentu. Iklim suatu wilayah biasanya dicirikan dengan istilah rata-rata dan variasi sistem iklim untuk jangka waktu satu bulanan atau lebih.

Climatology: Deskripsi dan ilmu tentang iklim.

Cloud: Kumpulan butir-butir air dan/atau partikel es di atmosfer di atas permukaan bumi.
Cloud Streets : Deretan sempit awan-awan cumulus. Seringkali perkembangan vertikal dan jarak antar awan-deret dikendalikan oleh stratifikasi termodinamik dan angin geser  (wind shear). Cloud streets (awan deret) mudah terlihat pada citra visible siang hari.
Coalescence: Gabungan partikel-partikel awan menjadi satu partikel setelah mengalami proses tumbukan (collision).

Cold Cloud Shield : Bagian dari awan-awan di atas zona perenggan (frontal zone) atau siklon yang membentuk pola yang mudah dikenali yaitu puncak awan dingin yang terlihat seragam pada citra IR dan tidak tembus pandang.

Cold front: Suatu jenis perenggan dimana udara dingin menggantikan udara panas.

Comma cloud: Suatu ciri-ciri badai ektra-tropis yang terlihat pada citra satelit dimana system awan menyerupai tanda koma.

Condensation: Perubahan bentuk dari uap air menjadi cairan.

Conduction: Perpindahan energi dari suatu obyek ke obyek lainnya akibat gerakan acak molekul. Konduksi panas adalah akibat dari perbedaan suhu antara dua obyek yang bersentuhan secara fisik.

Convection: Perpindahan energi oleh gerakan partikel cairan atau gas. Dalam meteorologi, konveksi berarti gerakan vertical atau gerakan ke atas akibat perbedaan pemanasan.

Convective clouds: Awan-awan yang terbentuk dari proses konveksi.

Convergence: Udara yang secara horizontal datang secara yang dapat menyebabkan pengangkatan massa udara.
Coordinated Universal Time (UTC) : Sama dengan Zulu (Z) dan Greenwich Mean Time (GMT).
Crepuscular rays: Pancaran cahaya dari matahari yang disebabkan oleh kombinasi bayangan dan bauran (scattering). Berkas cahaya gelap-terang ini biasanya terjadi pada waktu senja hari.

Cryosphere: Bagian dari planet bumi yang selalu tertutup oleh es.

Cumulonimbus: Awan badai guntur yang menghasilkan hujan dengan landasan awan yang rata pada puncak awannya.

Cumulus: Awan-awan rendah yang berkembang sebagai awan tunggal, dengan bagian-bagian terpisah yang batas tepinya jelas. Awan ini memiliki dasar awan rata dan tonjolan-tonjolan ke arah atas.

Cumulus stage: Tahap awal dari siklus hidup sebuah badai guntur (thunderstorm).

Cyclogenesis: Perkembangan dan peningkatan intensitas suatu pusat tekanan rendah menjadi bibit badai siklonik.

Cyclone : Suatu daerah tekanan rendah dimana angin bertiup berlawanan arah jarum jam di Belahan Bumi Utara (BBU) dan searah jarum jam di Belahan Bumi Selatan (BBS).

Density: Perbandingan massa suatu benda terhadap volume ruang yang ditempatinya.

Derecho: Angin badai yang berlangsung berjam-jam yang terkait dengan garis rangkaian badai-badai guntur. Hal ini terjadi dari garis angin lurus, bukan angin putar seperti pada tornado.

Dew point: (atau dew point temperature) Suhu dimana udara pasti mendingin pada tekanan tetap dan kandungan uap air menjadi jenuh.

Diffraction: Proses dimana radiasi berubah arah dan menyebar.

Dispersion: Proses dimana cahaya putih terurai menjadi komponen warna-warna penyusunnya.

Diurnal: Harian, berkaitan dengan perilaku/proses yang selesai/sempurna/lengkap dalam waktu atau berulang tiap 24 jam.

Divergence: Penyebaran secara horizontal suatu massa udara yang dapat menyebabkan gerakan turun.

Doppler radar: Suatu radar yang secara tidak langsung mengukur kecepatan angin dengan mendeteksi perubahan frekuensi akibat efek Doppler pada gelombang radar yang bertumbukan dengan partikel hujan yang bergerak.

Dryline : Zona sempit arah utara-selatan dari gradient kelembapan udara yang biasanya dijumpai di atas wilayah Great Plains, USA selama musim semi atau awal musim panas.

Eccentricity: Deviasi suatu bidang ellips dari bentuk bulatan sempurna.

Electromagnetic (EM) : Energi yang dibawa oleh gelombang listrik dan gelombang magnet.
Electromagnetic energy. Lihat Radiation

Electromagnetic Spectrum: Radiasi elektromagnetik yang tersusun menurut frekuensi atau panjang gelombangnya.

El Niño: Pemanasan di Samudera Pasifik dekat garis ekuator antara Amerika Selatan dan Garis Batas Penanggalan Internasional (Dateline).

Emission : Proses dimana suatu materi menghasilkan radiasi elektromagnetik disebabkan oleh suhu dan komposisinya.
Emissivity : Perbandingan radiasi yang dipancarkan oleh permukaan pada suhu dan panjang gelombang tertentu hingga menyerupai benda hitam (blackbody) pada panjang gelombang dan suhu yang sama.
Emittance : jumlah fraksi energi pancar yang dipancarkan oleh suatu materi.
Emitter : Segala sesuatu yang memancarkan radiasi elektromagnetik yang dapat diukur.
Energy: Kapasitas untuk melakukan kerja atau perpindahan panas. Dinyatakan dengan dQ dan diukur dengan satuan metrik sebagai Joule (kg·m2·s-2). Energi bersifat tetap, meskipun ia dapat berubah bentuk.

Equinoxes: Waktu di saat Matahari langsung melintas di atas garis ekuator/khatulistiwa.

Evaporation: Perubahan wujud cairan menjadi uap air.

Eye: Wilayah tak berawan dimana tekanan udaranya paling rendah di pusat sebuah badai tropis yang kuat.

Eye wall: Wilayah melingkar dari badai-badai guntur yang berada tepat di sekeliling mata sebuah badai tropis.

Exosphere: Bagian paling atas dari lapisan terluar atmosfer bumi.

Fahrenheit (temperature scale): Suatu skala suhu dimana titik beku air terjadi pada suhu 32 derajat dan titik didih air terjadi pada suhu 212 derajat Fahrenheit pada ketinggian permukaan laut.

Feedbacks: Suatu rangkaian interaksi dimana satu perubahan akan berakibat perubahan pada yang lainnya, yang dapat memperkuat atau menghambat perubahan mula-mula.

Jumat, 17 Oktober 2014

PAPER TRAINING

Saintek provides all student in Geophysical Engineering to have learning and making paper well. We have Mr. Ryan Amukti as a Trainer of Paper Training to have share about paper.
Saintek hopes it will be impact program to our committee and student in this college.

One Day One Juz (ODOJ)

Kegiatan Membaca Al-Qur'an bersama civitas Teknik Geofisika setiap hari jum'at. Kegiatan ini diselenggarakan oleh bidang SBM divisi Kerohanian.
HIMA TG Bhuwana

geofisikaunila.blogspot.com pindah ke himatg.eng.unila.ac.id